No matter what, the show must go on. Kau
pernah mengalami ini? Saat tanpa kau sadari, saat kau berada dalam ruang publik
dan kau terus mencari sebuah wajah walaupun tahu sangat kecil kemungkinan wajah
itu berada disana. Saat seseorang dengan postur yang mirip membuatmu
mengalihkan pandanganmu sejenak. Satu hal yang kau tahu hanyalah, ia sama-sama
berada di kota ini. Sekali lagi kau berharap pada kebetulan-kebetulan. Tapi kau
tahu? Tak ada yang dapat mematahkan “harapan” seorang gadis yang tak tahu
dirinya tengah berharap.
*****
“Kayanya
tadi pagi ada yang semangat banget pengen lari pagi di car free day, sampai temennya yang udah niat mau nyuci baju
ditarik-tarik disuruh nemenin.” Nisa meluruskan kedua kakinya, napasnya masih
teratur walau satu-dua bulir keringat terlihat berkilau di dahinya.
“Eh,
ini kelapa mudanya enak loh Nis, ente nggak mau nyobain?” Sementara di dahi
perempuan yang satu ini sama sekali tidak terlihat bulir keringat, lidahnya
menggapai sisa daging kelapa muda yang menyangkut di bibirnya.
“Katanya
sih dia mau olahraga Ay. Supaya kurus katanya. Bakar lemak.” Nisa melirik tajam
ke arah gelas kelapa muda milik Aya. “Eh, belum ada seperempat bundaran Hi,
udah ngetem di tukang kelapa muda.”
“Ehehe…ya
maap Nis, kan ini istirahat dulu bentar, dari depok belum minum, kan haus.” Aya
menyodorkan gelas kelapa mudanya, berusaha untuk menyogok Nisa.
“Tapi
temennya sih katanya enggak mau maafin kalau dianya belum janji mau ikut bantu
nyuci.” Nisa melepaskan pandangannya dari gelas itu, matanya kini mengarah pada
kelompok pecinta biota laut yang tengah melakukan aksi.
“Dih,
itu mah ente aja males nyuci!” Aya buru-buru menarik kembali gelas kelapa muda
miliknya. Sekali lagi menghisap air di dalamnya namun berhenti sejenak karena
daging daging kelapa menyangkut di sedotannya.
Nisa
tidak merespon, pandangannya terpaku pada sesosok wajah yang terasa familiar berada diantara kelompok aksi
tersebut.
“Oi..Oi..Nis…”
Melihat Nisa yang tidak merespon, Aya mengibaskan tangannya di depan muka Nisa.
“Hah..Apaan?”
“Ente
ngeliatin apaan?” Aya membuang sedotannya, ia mulai meminum langsung dari bibir
gelas.
“Tuh…yang
lagi aksi #saveterumbukarang.” Nisa menunjuk ke suatu arah.
“Ciee..sejak
kapan ente peduli sama yang gituan? Perasaan jiwa sosial ente parah Nis...aksi
di kampus aja ga pernah ikutan.” Tegukannya berhenti sejenak, matanya melihat
ke arah yang ditunjuk oleh Nisa, gelas masih menempel di bibirnya.
“Sejak
#saveperutAyayangmakinbuncit hanya tinggal wacana.” Seru Nisa jengkel sembari
memaksa Aya meneguk habis sisa air kelapa muda di gelasnya.
0 comments:
Post a Comment