Cerita cinta (part 5)

No matter what, the show must go on. Kau pernah mengalami ini? Saat tanpa kau sadari, saat kau berada dalam ruang publik dan kau terus mencari sebuah wajah walaupun tahu sangat kecil kemungkinan wajah itu berada disana. Saat seseorang dengan postur yang mirip membuatmu mengalihkan pandanganmu sejenak. Satu hal yang kau tahu hanyalah, ia sama-sama berada di kota ini. Sekali lagi kau berharap pada kebetulan-kebetulan. Tapi kau tahu? Tak ada yang dapat mematahkan “harapan” seorang gadis yang tak tahu dirinya tengah berharap.
*****
“Kayanya tadi pagi ada yang semangat banget pengen lari pagi di car free day, sampai temennya yang udah niat mau nyuci baju ditarik-tarik disuruh nemenin.” Nisa meluruskan kedua kakinya, napasnya masih teratur walau satu-dua bulir keringat terlihat berkilau di dahinya.
“Eh, ini kelapa mudanya enak loh Nis, ente nggak mau nyobain?” Sementara di dahi perempuan yang satu ini sama sekali tidak terlihat bulir keringat, lidahnya menggapai sisa daging kelapa muda yang menyangkut di bibirnya.
“Katanya sih dia mau olahraga Ay. Supaya kurus katanya. Bakar lemak.” Nisa melirik tajam ke arah gelas kelapa muda milik Aya. “Eh, belum ada seperempat bundaran Hi, udah ngetem di tukang kelapa muda.”
“Ehehe…ya maap Nis, kan ini istirahat dulu bentar, dari depok belum minum, kan haus.” Aya menyodorkan gelas kelapa mudanya, berusaha untuk menyogok Nisa.
“Tapi temennya sih katanya enggak mau maafin kalau dianya belum janji mau ikut bantu nyuci.” Nisa melepaskan pandangannya dari gelas itu, matanya kini mengarah pada kelompok pecinta biota laut yang tengah melakukan aksi.
“Dih, itu mah ente aja males nyuci!” Aya buru-buru menarik kembali gelas kelapa muda miliknya. Sekali lagi menghisap air di dalamnya namun berhenti sejenak karena daging daging kelapa menyangkut di sedotannya.
Nisa tidak merespon, pandangannya terpaku pada sesosok wajah yang terasa familiar berada diantara kelompok aksi tersebut.
“Oi..Oi..Nis…” Melihat Nisa yang tidak merespon, Aya mengibaskan tangannya di depan muka Nisa.
“Hah..Apaan?”
“Ente ngeliatin apaan?” Aya membuang sedotannya, ia mulai meminum langsung dari bibir gelas.
“Tuh…yang lagi aksi #saveterumbukarang.” Nisa menunjuk ke suatu arah.
“Ciee..sejak kapan ente peduli sama yang gituan? Perasaan jiwa sosial ente parah Nis...aksi di kampus aja ga pernah ikutan.” Tegukannya berhenti sejenak, matanya melihat ke arah yang ditunjuk oleh Nisa, gelas masih menempel di bibirnya.

“Sejak #saveperutAyayangmakinbuncit hanya tinggal wacana.” Seru Nisa jengkel sembari memaksa Aya meneguk habis sisa air kelapa muda di gelasnya.

0 comments:

Post a Comment