Tempat Sampah yang Tak Lagi Terisi

Kadang tikus di dapur tak pernah bohong
Walau cicit-nya yang meneror serupa dengan deru bom atom
Dengan endapan mengerikan layaknya penjejak malam menguntit gadis SMA
Tapi ia tak tergoda dengan gombal-gombal kelas teri
dari tempat sampah yang tak lagi terisi
Padahal tempat sampah itu tak pernah berharap banyak
tak perlu bungkusan mewah
apalagi makanan utuh
mendapat sedikit remah, bahkan bangkai kecoak sekalipun ia sudah sangat bersyukur
Tapi tikus yang kadang tak pernah bohong itu tak mau menoleh
Ia merasa begitu tinggi di atas atap
tidaklah sepadan dengan tempat sampah yang rendah di pojok dapur
Ia merasa begitu terkenal
karena namanya sering digunakan di televisi dan lagu-lagu
Dalam hatinya, tempat sampah yang tak lagi terisi merintih dan berdoa
"Tuhan, Tikus itu yang telah membuat ku menjadi seperti ini."
"Bersih, suci, tanpa sedikitpun sampah menempel di badanku."
"Tapi kebersihan ini terasa begitu kosong. Andai saja tkus itu tak pernah ada."
Namun sayang tempat sampah itu berdoa bukan pada waktu dimana doa-doa dikabulkan.
Sampai saat pusi prosa ini dituliskan, ia masih bersih tanpa terisi.

0 comments:

Post a Comment