Kerikil

ada satu cerita di komik doraemon tentang topi yang bisa mengubah pemakainya menjadi seperti kerikil.
Tidak penting, Diabaikan.

Dan untuk beberapa waktu, aku biasanya memposisikan diriku sebagai kerikil itu. diam, tak berinteraksi terlalu banyak, mengamati dari jauh, sebisa mungkin menjadi sosok yang terabaikan.

namun entah aku yang terlalu tajam atau alas kaki mereka yang terlalu tipis, atau mungkin aku diam diposisi yang salah hingga akhirnya terinjak juga…atau malah aku satu-satunya kerikil diantara hamparan batu berlian….

ada juga waktu dimana aku mencoba memakaikan topi tersebut ke mulut orang orang disekitarku…
karena nyatanya memang aku tak pernah memasukan kedalam hati apapun perkataan orang diluar sana…
tapi ternyata itu hanya berlaku untuk hal hal yang tidak meng-enak-an…

untuk kata kata yang “menyenangkan” (kau tahu? kadang ada saatnya kita berharap kata tidak menyenangkanlah yang keluar dari mulut seseorang) rasanya malah seperti batu bara menyala di acara debus….panas…mendebarkan…membuat penasaran..namun pada akhirnya biasa saja….paling hanya kaki kita yang menjadi sedikit menghitam olehnya

bandung, 2 september 2015
selamat……..

0 comments:

Post a Comment