Mencoba mengabadikan

Dalam diamnya, sebatang pohon yang telah tercerabut sampai akar-akarnya menimbang dalam ingatan. Tentang besarnya semenjak kecilnya, tentang rimbunnya semenjak gersangnya, tentang sangkut-paut dan saut-paut jenaka bocah-bocah yang bermain bersamanya. Tentang batuk-uhuk para pemuda tua di akhir hidupnya.

Dalam kesendiriannya, sebatang pohon yang telah kehilangan seluruh bagian tubuh kecuali batang besarnya, mencoba mengimajinasikan dirinya melambai-lambai mengucapkan salam perpisahan. kepada akar yang saling melilit, kepada daun yang tidak bergeming, kepada ranting sang perisai.

Dalam kebisuannya, sebatang potong yang telah dibagi menjadi bagian-bagian kecil sungguh ingin bicara. Membicarakan Tuhan, moral, masa depan, matahari kala senja, promosi jabatan, kasus korupsi terkini dan berita remeh-temeh para bintang. Membicarakan gadis yang terluka, lelaki setia, para pengemis cinta, juga cinta sejati yang tak pernah ada.

Dalam bola mata parmuniaga, sebatang pohon yang telah bermetamorfosis menjadi bangkai-bingkai lukisan terbakar rasa cemburu. Hati kecilnya berbisik untuk kembali pada penyesalan di depan mata. Hati kecilnya terusik oleh goda-goda yang bersembunyi, oleh guna-guna yang mengikuti.

Dalam laman kecil botol minum, sebatang pohon yang telah memanusiakan dirinya mencoba mengabadikan. Mengabadikan waktu-waktu yang terhenti saat menanti. Mengabadikan kata-kata yang terbukti saat berjanji. Mengabadikan diri saat mengabdi.

)1.04.15

0 comments:

Post a Comment