Kadang banyak yang mencoba menyederhanakan arti cinta. Menggambarkannya dengan sepatah atau dua patah kata. Bahwa cinta adalah penyoalan memberi, penyoalan memutuskan , penyoalan menanti atau apapun yang biasa kau dengar.
Bukan kah ia tak sesederhana itu ?
Kadang ada pula yang mencoba menganalogikannya. Bahwa cinta seperti matahari dan bumi yang pertahankan jaraknya, bagai bumi dan langit yang bertemu kala hujan, atau apalah.
Sungguh bukankah ia tak semudah itu diperumpamakan ?
Kadang ada yang memandangnya secara ilmiah. Bahwa ia muncul dari lobus frontal manalah, diaktifkan oleh hormon entahlah.
Dari dahulu kala pun tidak perlu serumit itu mengartikan cinta.
Ada pula yang menyerahkan seluruhnya pada Sang Pencipta. Yang Mencipta Segala, termasuk cinta. Bahwa cinta itu murni urusan-Nya yang bisa datang dan pergi tanpa diduga.
Tak perlu semurni itu pula.
Ada pula yang tidak menganggapnya mulia. Bahwa cinta sebatas nafsu belaka. Atau apalah hingga ia hanya membawa binasa.
Sebenarnya tak ada salahnya, tapi apa memang benar iya ?
Kadang mereka berucap atau mengucapkan hal” diatas tanpa mengerti maknanya, atau sebatas mengikuti apa kata orang lalu mengiyakannya. Atau berpikir sendiri lalu menyebarkan namun sejatinya yang ia lakukan sebaliknya.
Maka kelak bila ada yang mengatakan “cinta” padamu.
Aku sarankan kau tahu apa arti kata yang ia ucapkan menurutnya.
Kadang perbedaan paham atas satu kata bisa berakibat fatal
0 comments:
Post a Comment