Sebelumnya, ini hanya latihan, dengan baterai 15% di handphone, aku ingin tahu aku bisa mendapat tulisan sebanyak apa.
Aku sedang bermalam-minggu sendirian di Taman Surapati, Jakarta. Seperti biasa, aku duduk di angka 10 dari bundaran air mancur dengan angka 12 menunjuk ke arah utara. Rasanya bosan juga bermalam-minggu sendirian, aku hanya sedang bereksperimen saja bagaimana rasanya…ternyata tidak terlalu menyenangkan.
Tapi ini bukan cerita tentang aku, ini cerita tentang seorang yang duduk 50 meter di depanku bersama dua orang temannya. Seorang perempuan dengan senyum yang patah (tadinya aku ingin menuliskan “wanita” tapi sepertinya kata “wanita” membawa kesan yang terlalu tua).
“Cause all of me…love all of you..” dalam pikiranku bergaung lagu itu. Bukan, lagu itu bukan untuk kutujukan pada perempuan itu. Lagu itu bergaung karena musisi jalanan (untuk tidak mengatakan pengamen) bersuara bagus menyanyikan lagu itu atas permintaan pasangan yang duduk di angka 3 (tadinya aku mau menuliskan “bersuara lumayan”, namun dari beberapa artikel yang kubaca, katanya tidak baik menilai sesuatu dengan kata “lumayan”).
Kembali ke ketiga orang di depanku, kujelaskan lagi agar kau ingat, perempuan dengan senyum yang patah (duduk di paling kanan), teman perempuannya yang melingkarkan tangan padanya (duduk di tengah), dan seorang lelaki yang nampak bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Sepertinya lelaki itu pacar si gadis yang duduk di tengah, namun dari gerak-geriknya rasanya ia masih dalam proses pendekatan (dan dari raut mukanya, aku tahu ia kini terjebak dalam friendzone,atau bahkan hanya cie-zone).
Aku tidak kenal perempuan itu, tapi senyumnya yang patah menarik untuk kuperhatikan. Toh, jaraknya 50 meter dari tempatku dan ia sedang sibuk bercerita dengan temannya, ia pasti tidak sadar telah aku perhatikan.
Pikiranku mulai melayang membayangkan apa yang terjadi hingga senyumnya menjadi patah. apakah ia tak sengaja terjatuh lalu lantai menghantam bibir biasanya (aku bingung harus menulis apa, karena memang bibirnya biasa saja, tidak indah maupun buruk). atau rayap yang sudah lama bercokol di gusinya akhirnya berhasil membuat senyum itu menjadi keropos dan patah, atau mungkin seorang pria tidak sengaja mematahkannya saat ia sedang melumat bibir itu.
Namun roda penjaja minuman bersepeda berderit memberitahuku bukan itu yang terjadi.
ah baterai handphone ku tinggal 2% , ku postkan saja ini, siapa tahu bisa memenuhi tugas skenario untuk menulis apapun sebanyak setengah halaman. (rasanya ini lebih dari setengah halaman)
aku masih penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya kepada perempuan itu dan ingin sekali menuliskan kisahnya, tapi biasanya jika hanya kuingat saja tanpa segera kutuliskan, ingatan itu melayang bersama niatku untuk menuliskannya yang bagai api bagi balon udara,
0 comments:
Post a Comment