Pikirkan Nak

Saat itu Kamu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa hanya menangis atau meronta dalam bentuk yang kecil. Karena otot-otot tubuhmu belum cukup kuat untuk membuat suatu gerakan besar.

namun ayah dan ibumu begitu tahu apa yang kamu butuhkan, apakah kau haus, popokmu telah penuh, gatal, atau bahkan kau hanya mengingikan perhatian mereka ? Ah mereka selalu tahu, mereka selalu entah darimana. 

Mereka selau berada di dekatmu, walau mungkin bergantian, atau mungkin mereka mengutus seseorang untuk selalu berada di dekatmu. Selalu ada cara untuk dekat denganmu sesibuk apapun mereka.

Tapi kini kau lah yang menjauhi mereka, kau berlagak sibuk. 
"Sebentar Ma, aku sedang mengerjakan tugas kuliah", " Nanti Pa, Besok UTS kalkulus nih", "Iya pa iya, ini sebentar lagi pulang".

Kau merasa mereka terlalu mengusikmu. Tapi apa kau tak ingat dulu engkau mengusik mereka setiap waktu ?
Berapa banyak pesan singkat yang kau tuliskan untuk mereka ? Sebandingkah dengan obrolan-obrolan remeh dengan teman-temanmu ? Sebandingkah dengan ucapan sia-sia mu pada kekasihmu ? 

Sesibuk itukah engkau hingga kau menjauhi mereka ?

Namun sebenarnya mereka tetap tidak jauh darimu, Ah mereka selalu mempunyai cara untuk dekat denganmu.

Coba kau tengok peralatan-peralatan yang berada di sekitarmu, segala peralatan yang terlanjur kau akui sebagai milikmu. Barang-barang pemberian orang tuamu, kirimin rekening yang bagaikan plasenta bagimu yang membuatmu marah bila nutrisi tersebut datang terlambat atau berkurang nilainya.

Tapi merekalah yang meminta maaf bila hal itu terjadi, dan sering kali kau tidak menerima maaf mereka. Takut kuliahmu tertunda, takut makanmu tidak enak, bahkan takut perawatan wajahmu tak lagi bisa rutin.

Maka alasan apa yang membuat mereka tidak mengutukmu menjadi batu ?
Pikirkan sendiri , Nak…..

0 comments:

Post a Comment