Monolog Sang Bendera

Sebuah Bendera Merah Putih, berkibar tinggi di pucuk tiangnya. Namun ia merasa kesepian, tak ada seorangpun di bawah sana yang memperhatikannya.

Hormaaaat!!!Grak!!!

Aku tak tahu harus berkata apalagi untuk membuatmu kembali menoleh padaku. Untuk mendengarmu berkata padaku bahwa KAMU CINTA PADAKU. Bukan sebatas basa-basi yang kau pasang di twiter,facebook,path, Instagram, tumblr, atau apapun itu yang sama sekali bukan produk buatanku! Tapi satu ucapan yang tulus dari dasar hatimu saat engkau menatapku. AH! Bahkan untuk menatapku saja kau malas, karena kamu lebih senang menunduk, menatap layar telepon genggammu.

Beberapa hari lagi, aku harus menguatkan hatiku. Untuk tidak menangis. Untuk tidak bersedih hati. Untuk tidak cemburu! Saat kau beramai-ramai mengelu-elukan nama orang lain! Bersorak riang saat selingkuhanmu itu mendapat kemenangan! Termenung sedih saat selingkuhanmu mendapat kekalahan. Tak ada sepersekian detikpun namaku terlintas di benakmu saat itu.

Bahkan kini kau diam saja saat aku dijamah oleh orang lain. Padahal dulu kau bahkan rela menumpahkan darahmu hingga titih penghabisan untuk mendapatkanku. Lihat aku! Lihat warna merah di tubuhku. Dulu warna merah ini artinya berani! Kau berani untuk mengusir semua orang yang berusaha mendekatiku! Tapi sekarang warna merah ini artinya apa? Cabe-cabean?

Kau lihat disekelilingmu? Kendaraan bermotor bertambah banyak setiap harinya. Bahkan kau sendiripun memiliki banyak kendaraan bermotor kan?. Padahal kendaraan-kendaraan itulah yang membuatku terus dihisap, hingga membuatku yang tadinya montok ini menjadi kurus kering tak menggairahkan? Oh! Ya ya ya…mungkin karena aku sudah kurus kering seperti ini makanya kau tidak lagi mencintaiku?  
Hingga kau membiarku berada diatas sini sendirian tertutup oleh debu jalanan….. atau malah kau akan membiarkanku menjadi butiran debu?

TEGAK!! GRAK!!!

-Jakarta,2014

0 comments:

Post a Comment